Propinsi Bengkulu

By : Freddy Bengkulu

Propinsi Bengkulu terletak di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan. Luas wilayah administrasinya mencapai lebih kurang 1.978.870 hektar atau 19.788,7 kilometer persegi. Wilayah administrasi Propinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Propinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Propinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer. Ditinjau dari keadaan geografisnya, Propinsi Bengkulu terletak diantara 2 derajat 16 menit-3 derajat 31 menit Lintang Selatan dan 101 derajat 01 menit-103 derajat 41 menit Bujur Timur. Propinsi Bengkulu di sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Propinsi Lampung, di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan.
Propinsi Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang 433 kilometer. Bagian timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur, sedangkan bagian Barat merupakan dataran rendah yang relatif sempit, memanjang dari utara ke selatan serta diselang-selangi daerah yang bergelombang.
Tidak banyak yang dapat dikatakan mengenai Bengkulu. Sudah diketahui bahwa Propinsi Bengkulu terletak di tepi barat pulau Sumatera, berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Oleh karena itu, pantai di Bengkulu sangat besar ombaknya sehingga relatif rawan untuk sekedar berenang-renang di pantai. Bahkan sebagian pantai Bengkulu memasang tanda peringatan dilarang berenang.
Kondisi geografis Bengkulu bergunung-gunung, dan jalan arteri antar kabupaten cukup berliku-liku. Disarankan untuk meminum obat anti mabuk untuk menghindari mabuk kendaraan (kecuali jika naik pesawat). Tanaman yang paling banyak diusahakan adalah kopi, jengkol, rambutan, durian.
Hutan tropis Propinsi Bengkulu memiliki sumber kekayaan flora dan fauna yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Kekayaan flora hutan tropis Propinsi Bengkulu yang sudah terkenal dan telah menjadi objek wisata hutan adalah bunga Raflesia Arnoldi, yang terdapat di hutan kabupaten Bengkulu Utara. Kekayaan flora lain yang juga cukup menarik dan berpotensi untuk dijadikan objek wisata hutan karena kelangkaannya, yaitu: bunga anggrek Vanda, bunga Bangkai, dan kayu Merbabu. Sementara itu, kekayaan fauna yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata adalah harimau sumatera, siamang, tapir, kerbau liar, rusa, serta penangkaran gajah sumatera

Lima Hacker Kriminal Sepanjang Masa


Hacker-hacker di bawah ini merupakan hacker yang telah ditahan dengan tuduhan kriminal. Beberapa dari mereka menjalankan aksi hacker-nya untuk tujuan mencari uang, sisanya hanya untuk iseng. Kevin Mitnick mungkin hacker paling terkenal sejagad. The Departement of Justice di AS melabelinya sebagai “buronan criminal komputer terbesar dalam sejarah AS.” Bahkan aksinya sempat difi lmkan: “Takedown” dan “Freedom Downtime”. Aksi Mitnick pada awalnya hanya meng-hack system kartu otomatis di bis Los Angeles agar dapat berpergian gratis. Kemudian Mitnick merupakan orang pertama yang diburu karena meng-hack ke jaringan komputer dan mencuri software di Digital Equipment Corporation. Mitnick sempat tidak diketahui keberadaannya selama 2,5 tahun. Kejatuhannya diawali pada saat ia meng-hack computer temannya sekaligus salah satu hacker ternama, Tsutomu Shimomura. Mitnick sekarang telah sadar dan menjadi anggota sosial yang produktif. Setelah menjalani 5 tahun 8 bulan di pengasingan, Mitnick sekarang menjadi ahli keamanan komputer, konsultan dan pembicara. Kemudian Adrian Lamo yang sempat menjebol perusahaan besar seperti Microsoft dan The New York Times. Lamo menggunakan koneksi Internet dari cafe-cafe, Kinko dan perpustakaan, dan Lamo mendapat julukan “The Homeless Hacker”. Lamo juga sering menemukan celah keamanan pada software-software ternama dan menjebolnya. Karena ulahnya menjebol jaringan The New York Times, Lamo menjadi incaran teratas pihak keamanan dan diharuskan membayar US$65.000 sebagai ganti rugi. Sebagai tambahan, Lamo diganjar hukuman 6 bulan dan 2 tahun percobaan. Lamo sekarang menjadi pembicara seminar dan jurnalis berprestasi.

Jonathan James pada umur 16 tahun merupakan hacker termuda yang dijebloskan ke penjara karena aksi hacking-nya. Aksi terbesar James adalah pada saat ia menjebol Defense Threat Reduction Agency, yang merupakan cabang dari departemen keamanan AS. Lewat aksinya ini, James mampu mencuri username dan password dan melihat e-maile- mail rahasia. James juga berhasil menjebol komputer NASA dan mencuri software dengan harga US$1.7 juta. The Justice Dapartement AS mengatakan bahwa “software yang dicuri James berkaitan dengan stasiun ruang angkasa Internasional, termasuk pengaturan suhu dan kelembapan di ruang angkasa.” Karena ulah James, NASA harus menutup semua jaringan komputernya dengan biaya US$41.000. Saat ini James menjadi ahli keamanan komputer di perusahaanperusahaan besar.

Robert Tappan Morris merupakan anak dari Robert Morris, mantan ilmuwan dari National Security Agency. Robert adalah pencipta worm Morris. Worm ini merupakan worm pertama yang menyebar melalui Internet. Robert menciptakan worm Morris hanya untuk me ngetahui besarnya dunia Internet pada saat itu. Worm ini merepropduksi di rinya sendiri tanpa bias dikontrol, mematikan ribuan computer sampai komputer tersebut benar-benar tidak berfungsi. Robert sekarang menjadi professor di MIT Computer Science and Artifi cial Intelligence Laboratory dan fokusnya adalah arsitektur komputer dan jaringan.

Kevin Poulsen atau lebih dikenal dengan Dark Dante mengawali aksinya dengan menjebol jaringan telepon radio Los Angeles KIIS-FM, aksinya ini membuatnya mendapatkan sebuah mobil Porsche. FBI mulai memburu Poulsen karena menjebol database FBI dan komputer federal untuk informasi penyadapan. Poulsen merupakan jagoan meng-hack jaringan telepon dan Poulsen ditangkap di sebuah supermarket dan diganjar hukuman 5 tahun. Sejak ditahan, Poulsen bekerja sebagai seorang jurnalis dan dipromosikan menjadi editor senior di sebuah koran terkemuka, Wired News. Artikel populernya adalah mengidentifi kasi tertuduh 744 pelecehan seksual di profi le Mysp

Peringatan buat saudara sekalian.
Postingan ini basi. Hehe.. Siapkan bantal guling sebelum ketiduran di tengah tulisan saya. Dan saya siapkan pentungan buat para pembaca yang ketiduran waktu anda baca blog Republik Pecinta Wanita.. Hihi..

Rame sekali ini lagu Rasa Sayange direbutin sini sana.

Sayah ndak bakal ngomongin gimana perasaan orang Indonesa karena lagunya diculik. RPW cuma mo ngajak saudara-saudara ndak cuma baca blog sesama Indonesa yang lagi panas-panasnya bernasionalisme tinggi. Saya? Kami juga emosi..!! X(

Tapi, begitu baca kesan mereka terhadap Indonesia, kok yang sayah tangkap sih, mereka anggap kita ini bangsa tak beradab.. Lah.. :|

Ah, bener kata Alex, kita cuma butuh public enemy buat mendongkrak rasa persatuan dan kesatuan. *Siyal, Alexnya lagi disandra sama Ann..*

Coba tengok satu ini.

Ahli Parlimen Indonesia yang mendakwa itu lagu Indonesia sengaja mencari publisiti murahan, maka sewajarnya kita tidak mempedulikan. Fikiran ahli-ahli Parlimen mereka sangat mundur apabila membangkit isu seremeh ini. Tujuannya dengan tidak mengeluarkan modal sesen pun, mereka mendapat publisiti. Mereka tahu untuk mengesahkan milik sebenar lagu Rasa Sayang bukan suatu yang mudah.


*nyontek dari arezeo.blogspot.com*
Hari ni baru aku tau org Indon sangat2 tak ‘puashati’ dgn org Malaysia…. Apa sgt la nak marah bab guna lagu dan nama makanan?? Ni yg aku rasa nak boikot produk Indon ni. termasuk lagu2nya sekali!kalau ada makanan yg sama, maknanya asal tu mesti asli dari tempat tu ke?

*disabet dari skycrewz.net*

Tambah emosi?
Itu baru dua biji.

Maapken sayah. Karena bukan itu tujuan sayah. Just think in other side. Kita punya lagu yang kita nyanyiken dari kecil, kita taunya ya itu lagu punya kita. Orang Malaysia nyanyi lagu yang sama dari kecil, ya mereka taunya itu lagu punya mereka.

Misal sayah dari bayi dengerin lagu si Mbak Siti Nurhaliza terus. Sampe sayah gedhe, ndak ada yang ngasi tau kita kalo itu si Mbak Siti orang Malaysia. Ya jadinya saya anggap tu lagu-lagu mbak Siti lagu Indonesia begituh. Saya kok mikirnya, kemungkinan si lagu Rasa Sayange ini mirip kayak gitu ya..

-Republik Pecinta Wanita- berkata...

^^
Saya setuju.
sebenarnya, tidak ada bedanya apakah lagu itu milik indonesia atau milik malaysia atau bahkan milik india.

Musik adalah suatu hal yang menembus batas wilayah dan negara.

blabla..

Tapi saya rasa sangat naif ketika satu warga yang menjadi pencuri, kemudian satu desa harus mendapat tuduhan pencuri juga.

Semoga kita semua tak terjebak untuk bersikap tidak berhati-hati dalam memandang persoalan. ^^
Karena bagi beberapa orang Indonesia disini, penggunaan lagu Rasa sayangnya juga dianggap sebagai suatu provokasi..

Bila semua merasa terprovokasi, siapa sebenarnya provokator sesungguhnya?
*bertanya-tanya*


Nah, sekarang pertanyaan sayah, ada apa di balik semua rumor yang menyebabkan pertikaian ini?


*Nah, kan.. Panjang...*
RPW, Gimana Perkembangan Organisasinya? Apa uda mencapai Merauke..???
Eh.. :|
Malah ngurusi lagu..
*glek* L-)




Menjadi Orang Yang di Cintai Sungguh Menyenangkan !!!


Cinta sering membuat orang tidak habis pikir. Keberadaannya misterius, sama seperti terorisme. Tetapi, karenanya segalanya menjadi mungkin. Orang bisa terbang ke langit tujuh, juga bisa terjun bebas dari gedung lantai tujuh. Sampai-sampai ada peringatan Hari Valentine 14 Februari, hari cinta seluruh dunia! Entahlah….
Tidak mudah memberikan kesimpulan tentang cinta. Orang, buku, atau film memberikan pengertian yang berbeda tentang cinta. Ada yang mengatakan cinta itu buta, gombal, seks, dan seterusnya. Erich Fromm dalam The Art of Loving mengatakan, cinta itu seni maka butuh pengorbanan, kesabaran, konsentrasi, dan –yang terpenting– kematangan pribadi. Dengan penuh percaya diri, Megan Tresidder dalam The Handbook of Love menjelaskan bahwa tanpa disadari pola-pola cinta telah mempengaruhi perilaku keseharian manusia. Dan (memang) cinta hanya bisa dimengerti oleh yang empunya cerita, yang pernah mengalamainya. Ia selalu hadir berbeda-beda menyertai amukan badai zaman.
Pastinya, cinta yang disebut-sebut kali ini bukan sembarang cinta. Yaitu cinta suci antara laki-laki dan perempuan; cinta yang biasanya dimiliki oleh kaum muda-mudi, katakanlah Romeo dan Juliet, bukan Rama dan Sinta yang telah beranjak tua. Yang terahir ini lebih fokus mengurusi masa depan anak-anak. Kalaupun masih ada cerita cinta di antara mereka, paling tidak kisarannya antara selingkuh, madu, tua-tua keladi, dan seterusnya. Jika diceritakan sudah tidak menarik karena tiada lagi istilah cinta suci atau first love never dies. Makanya berbicara cinta tidak bisa terlepas dari lika-liku kehidupan remaja.
Atau bisa dibaca sebaliknya, kehidupan remaja bisa diamati dari bagaimana cara mereka bercinta? Mungkin itu lebih tepat dialamatkan untuk cinta yang ada di buku-buku sastra, layar kaca atau pentas seni cerita. Karena kisah cinta adalah ritual dan harus dituturkan bersamaan dengan kisah-kisah kehidupan yang lain.
Atau juga bisa dibaca sebaliknya, kisah cinta adalah kisah kehidupan remaja yang sebenarnya. Yang ini, paling tepat dialamatkan untuk film-film atau sinetron Indonesia yang bertemakan cinta. Karena Indonesia dengan karakteristiknya yang unik, berbeda sama sekali dengan negara-negara lain di dunia? Bangsa India yang terkenal gemar sekali mengampanyekan ”cinta dapat mengubah segalanya”, tidak selalu menempatkan cinta sebagai cerita utama dalam film-filmnya. Umumnya, cerita cinta oleh film-film India adalah sekadar ritual yang harus disertakan dalam menceritakan kedunguan polisi, kebejatan sistem hukum dan pemerintahan, penjahat yang selalu dikalahkan oleh ”sang” penegak kebenaran, atau dalam rangka mempromosikan bagaimana idealtipe budaya India kepada dunia.
Apalagi film-film ek-sen bergaya Amerika. Yang pasti, percintaan dalam film James Bond dan sejenisnya hanyalah pemanis cerita utamanya, misalnya, keberanian dan kemenangan jagoan, serta kecanggihan teknologi di era modern. Singkatnya, cinta menurut orang Amerika adalah –meminjam bahasa remaja Indonesia– cerita indah namun tiada arti. Yang berarti adalah cerita utama yang besertaan dengan cerita cinta itu. Dan memang seharusnya demikian.
Bagaimana dengan Indonesia, cerita cinta menjadi kisah utama? Ada yang kembali beralasan, cerita cinta hanya sebagai pengantar cerita. Tetapi, kenapa hanya cerita cinta di perkotaan saja? Wajar saja, karena para produser Jakarta yang berdatangan dari daerah-daerah sudah cukup bangga mempertontonkan problematika dan atau kemajuan-kemajuan yang ada di kota metropolitan Jakarta, yang tidak ada di daerah mereka? Dalam rangka mengejar status modernitas, mereka tidak bangga mempertontonkan apa-apa yang berada di daerah mereka?
Kembali kepada remaja. Anehnya, film atau sinetron yang bertemakan ”murni” cinta justru paling digandrungi. Remaja Indonesia bagian mana yang belum pernah menyaksikan film Ada Apa dengan Cinta (AADC), yang jelas-jelas memakai judul ”cinta”? Lagi pula sudah disinetronkan, ceritanya sengaja diperlama menuruti kebutuhan jam tayang, menyusul sukses cerita asalnya ditepuktangani para penonton.
Bisa dikatakan, film AADC berjasa membangunkan dunia perfilman Indonesia dari tidurnya. Maunya film ini mempertontonkan kehidupan kelompok atau geng remaja perempuan (Cinta, Maura, Milly, Alya dan Karmen) yang bebas dari tekanan orang tua, guru-guru di sekolah, juga teman-teman laki-laki; sebuah eksklusivitas sosial remaja perempuan yang sudah biasa. Tetapi kenapa film-film atau sinetron yang menyusul sukses film AADC mengambil cerita cintanya saja. Atau film AADC-lah yang sengaja mengangkat posisi cinta? Membingungkan. Sebut saja film Eiffel... I’m in Love (EIiL) besutan Nasri Cheppy, 30 Hari Mencari Cinta garapan Sutradara Upi Avianto, Sinetron Cinta SMU, Kalau Cinta Jangan Belagu, dan Inikah Rasanya. Semuanya bertemakan remaja metropolitan dan tentunya tentang percintaan mereka.
Berkali-kali salah satu pabrik rokok menyindir, ”Kalau memang cinta itu buta, buat apa ada bikini”, tapi para produser tidak tersindir sedikit pun untuk terus menggarap film atau sinetron bertemakan cinta. Para penonton juga tidak kapok-kapok menyimak cerita cinta. Malah, perkembangan sinetron-sinetron yang bertemakan cinta semakin menggila. Sekarang, cinta sudah dibuktikan adanya (dalam cerita sinetron) oleh anak-anak usia SD yang sedang lucu-lucunya. Mungkin besok ada sinetron khusus untuk anak-anak usia TK berjudul ”cintaku ketahuan bu guru!”
Tentunya ini bukan saja permasalahan konsumerisme. Kegemaran generasi muda menyaksikan film-film bertemakan cinta bukan hanya karena pihak produser pintar memasarkan produknya. Kalau Ariel Heryanto mengatakan bahasa menunjukkan bangsa, maka kegemaran generasi muda menyaksikan film-film cinta menunjukkan, ya demikianlah mereka. Mempersoalkan lebih dahulu mana antara sutradara dan alur cerita, sama dengan berpusing-pusing memikirkan lebih dahulu mana telur dengan ayam.
Yang fakta, selain mata pelajaran wajib, di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi ada pelajaran ekstrakulikuler bernama ”jadian” dan ”putus”, kalau dulu disebut pacaran. Bahkan demi pelajaran itu, seorang siswa berani mbolos, kalau perlu pindah atau putus sekolah. Yang mahasiswa bisa beralasan, buat apa kuliah kalau tidak menjamin kerja. Malam Minggu yang sedianya disiapkan khusus untuk beristirahat dari belajar semingguan, malah menjadi malam yang panjang, mendalami pelajaran ekstrakulikuler tadi.
Ada apa dengan generasi muda bangsa Indonesia? Gosip percintaan artis mulai ketika syuting, bulan madu, sampai ”keputusan” mereka, dihafalkan habis dan sebagai bahan diskusi di sekolahan atau kampus. Yang mendukung itu, karena pada saat memencet-mencet tombol remote control stasiun televisi, ”gosip” yang satu ini pasti ada. Yang sudah menikah (Rama dan Shinta tadi, atau ayah dan bunda), tidak mau ketinggalan ”wacana” menggosipkan itu saat berada di angkutan umum, obrolan basa-basi dengan rekan kerja di kantor atau sawah, dalam pertemun akhir tahun wali murid dan kepala sekolah, sampai di acara arisan partai. Tidak apa, demikianlah tentang cinta.
Kalau boleh berpendapat, daripada capai-capai membincangkan moral bangsa Indonesia, lebih baik memikirkan cinta. Keduanya sama-sama tidak bisa dijelaskan sejelas-jelasnya di era materialisme-positivisme, juga sama-sama menimbulkan masalah. Tetapi kata cinta lebih akrab di telinga generasi muda bangsa Indonesia.
Mungkin banyak yang tidak mengerti apa itu moral dan siapa yang paling tidak bermoral di antara kita, tetapi generasi muda mana yang tidak mengerti arti sebuah cinta. Tepatnya, mereka lebih berpengalaman soal cinta daripada soal moral. Bukankah pengalaman adalah pintu pertama untuk melakukan serangkaian percobaan ilmiah dan teknologi? Pengalaman mereka dalam ”bercinta” adalah modal utama untuk membahas kehidupan mereka di masa depan dan (kalau perlu) masa depan bangsa Indonesia.
Dan, oleh sebab cinta diyakini tidak pernah bisa dijelaskan dengan kata-kata, yang menjadi pe-er bukan lagi AADC tetapi di balik menjadi DCAA (Dengan Cinta Apa Ada) bangsa Indonesia yang adem ayem gemah lipah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo? Sekali lagi, karena cinta segalanya menjadi mungkin.